Cari Blog Ini

Sabtu, 09 Juli 2011

Tehnik Pembedahan. FIsiologi hewan air


  1. PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Laut dan sumberdaya alam yang dikandungnya dipahami secara luas sebagai suatu sistem dalam biosfer yang memiliki nilai guna bagi kehidupan ekonomis dan Dengan demikian laut merupakan lingkungan alam yang penting bagi bangsakita, terlebih dimasa-masa yang akan datang.Namun sejauh mana usaha yang akan dimanfaatkan di perairan laut,  mungkin apabila ditunjang dengan dasar informasi yang cukup mengenai potensi yang ada seperti keadaan hidrobiota (hewan dan tumbuhan), kualitas air dan lingkungannya termasuk manusia habitat yang sesuai dengan kondisi tubuhnya. Ikan merupakan salah satu organisme yang mendiami hampir seluruh lapisan perairan di laut. Sebagai organisme yang paling banyak dikonsumsi manusia, ikan menjadi sangat penting di dalam dunia perikanan.
Lingkungan tumbuh (habitat) yang paling ideal adalah perairan air tawar yang memiliki suhu antara 14oC – 38 oC, atau suhu optimal 25oC – 30oC. Keadaan suhu yang rendah yaitu suhu kurang dari 140C ataupun suhu yang terlalu tinggi di atas 300C akan menghambat pertumbuhan nila. Ikan nila memiliki toleransi tinggi terhadap perubahan lingkungan hidup. Keadaan pH air antara 5 – 11 dapat ditoleransi oleh ikan nila, tetapi pH yang optimal untuk pertumbuhan dan perkembangbiakkan ikan ini adalah 7- 8. Ikan nila masih dapat tumbuh dalam keadaan air asin pada salinitas 0-35 ppt. Oleh karena itu, ikan nila dapat dibudidayakan di perairan payau, tambak dan perairan laut, terutama untuk tujuan usaha pembesaran
Berdasarkan hal diatas maka perlu diadakan pengamatan melalui praktikum, untuk melihat bagaimana teknik dalam proses pembedahan ikan.
1.2    Tujuan dan Kegunaan
Tujuan praktikum teknik pembedahan ini adalah untuk mengadakan pembelahan dengan menggunakan pembelahan teknik hipofisa.
Kegunaan dari praktikum ini adalah untuk memberikan informasi mengenai teknik pembedahan yang baik sehingga dapat dijadikan sebagai bahan wawasan tambahan bagi mahasiswa.













  1. TINJAUAN PUSTAKA
2.1    Klasifikasi dan Morfologi
Ikan nila (O. niloticus) merupakan jenis ikan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan merupakan komoditas penting dalam bisnis ikan air tawar dunia. Rukmana (1997), Arie (1999) menjelaskan ikan Nila tergolong genus Oreochromis, berdasarkan hal tersebut maka klasifikasi ikan nila sebagai berikut :
Phylum      :   Chordata
        Sub Filum  :  Vertebrata
     Kelas      :    Pisces
                        Ordo       :   Percomorphi
Famili         :   Percoida
Genus         :   Oreochromis
Spesies        :   Oreochromis niloticus
     Gambar 5. Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

Ikan Nila (Oreochromis sp.) termasuk salah satu diantara komoditi perikanan yang potensial untuk dibudidayakan karena mempunyai kelangsungan hidup yang cukup tinggi, yang merupakan hasil persilangan dari beberapa farietas ikan Nila yang ada di dunia dan telah berhasil dikembangkan berbagai farietas baru yang unggul (Kardi, 1997).
Ikan nila dikenal sebagai ikan yang tahan terhadap perubahan lingkungan tempat hidupnya. Nila hidup di lingkungan air tawar, air payau, dan air asin. Kadar garam air yang disukai antara 0-35 ppt. Ikan nila air tawar dapat dipindahkan ke air asin dengan proses adaptasi bertahap. Kadar garam air dinaikkan sedikit demi sedikit. Pemindahan ikan nila secara mendadak ke dalam air yang kadar garamnya sangat berbeda dapat mengakibatkan stress dan kematian ikan.  Ikan nila gift memiliki lima buah sirip yaitu sirip punggung (dorsal fin), sirip dada (pectoral fin), sirip perut (ventral fin), dan sirip ekor (caudal fin).  Sirip punggung mulai memanjang dari bagian atas tutup insang sampai bagian atas tutup sirip ekor.  Sirip dada dan sirip perut masing-masing ada sepasang dengan berukuran kecil.  Sirip anus hanya satu buah dan berbentuk agak panjang, sementara sirip ekornya hanya satu buah dengan bentuk membulat (Sukanto, 1992).
2.2    Kelenjar Hipofisa
Hipofisa bertujuan untuk mempercepat kematangan gonad 10 – 12 jam sebelum memijah disuntik dengan kelenjar hipofisa. Kematangan gonad tergantung dari ukuran dan bentuk hewan  (Anonim, 2008).
Hipofisa merupakan sebuah kelenjar sebesar kacang polong, yang terletak didalam struktur bertulang (selatur sika) di dasar otak. Sela tursika melindungi hipofisa tetapi memberikan ruang yang sangat kecil untuk mengembang. Jika hipofisa membesar, akan cenderung mendorong ke atas, seringkali menekan daerah otak yang membawa sinyal dari mata dan mungkin akan menyebabkan sakit kepala atau gangguan penglihatan (Anonim, 2009)
Hipofisa mengendalikan fungsi dari sebagian besar kelenjar endokrin lainnya. Hipofisa dikendalikan oleh hipotalamus, yaitu bagian otak yang terletak tepat diatashipofisa. Hipofisa memiliki 2 bagian yang berbeda, yaitu lobus anterior (depan) dan lobus posterior (belakang).  Hipotalamus mengendalikan lobus anterior (adenohipofisa) dengan cara melepaskan faktor atau zat yang menyerupai hormon, melalui pembuluh darah yang secara langsung menghubungkan keduanya. Pengendalian lobus posterior (neurohipofisa) dilakukan melalui impuls saraf (Anonim, 2009).






III.    METODE PRAKTIKUM
3.1    Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu, Tanggal 28 Mei 2011, pada        pukul 12.30   02.00 WITA. Tempat dilaksankannya praktikum ini adalah di laboratorium Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Haluoleo Kendari.
3.2    Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam pelaksanaan praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 1 yaitu sebagai berikut :
Tabel 1. Alat yang digunakan pada praktikum teknik pembedahan
No.           Alat dan Bahan                                                  Kegunaan       
A.        Alat
1.         Pisau bedah                                         Membedah ikan
2          Kapas                                                  Membersihkan ikan dari kotoran
B.        Bahan
1.         Ikna nila (O. Niloticus)                       Hewan uji pembedahan

3.3    Prosedur Kerja
1. Memotong bagian kepala dari ikan nila.
2. Memotongnya menjadi dua bagian
3. Mengamati hipofisanya.
IV.       HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1    Hasil Pengamatan
Gambar   . Hipofisa ikan nila (ditunjuk anak panah)
4.2    Pembahasan
Hipofisa merupakan sebuah kelenjar sebesar kacang polong, yang terletak didalam struktur bertulang (selatur sika) di dasar otak. Sela tursika melindungi hipofisa tetapi memberikan ruang yang sangat kecil untuk mengembang. Jika hipofisa membesar, akan cenderung mendorong ke atas, seringkali menekan daerah otak yang membawa sinyal dari mata dan mungkin akan menyebabkan sakit kepala atau gangguan penglihatan (Anonim, 2009)
Hipofisa mengendalikan fungsi dari sebagian besar kelenjar endokrin lainnya. Hipofisa dikendalikan oleh hipotalamus, yaitu bagian otak yang terletak tepat diatashipofisa. Hipofisa memiliki 2 bagian yang berbeda, yaitu lobus anterior (depan) dan lobus posterior (belakang).  Hipotalamus mengendalikan lobus anterior (adenohipofisa) dengan cara melepaskan faktor atau zat yang menyerupai hormon, melalui pembuluh darah yang secara langsung menghubungkan keduanya. Pengendalian lobus posterior (neurohipofisa) dilakukan melalui impuls saraf (Anonim, 2009).
Pengambilan hipofisa dilakukan dengan Cara memotong kepala ikan nila tepat di belakang tutup insang. Selanjutnya kepalanya dipotong lagi secara horisontal di atas mata ke bagian depan. Hipofisa akan tampak di rongga tulang kepala sebagai bulatan putih kecil. Hipofisa ini dapat diangkat dengan menggunakan pinset. Sesudah diambil, hipofisa dapat digerus dalam tabung kaca atau mortar kecil menggunakan penggerus kaca- Lalu, tambahkan larutan garam 0,7% atau 0,5-1,0 ml akuabidest dan aduk merata. Biarkan campuran tersebut hingga mengendap. Bila alatnya tersedia, campuran tersebut dapat disentrifugasikan. Setelah mengendap, ambil larutan bagian atas yang bening dengan menggunakan suntikan atau spuit (syringe). Cairan tersebut merupakan substansi hormon dan siap digunakan (Medicastore, 2009).
Pada pembedahan ikan nila gift ini dengan memotong bagian kepala menjadi dua bagian, setelah itu kita mengamati hipofisa dari ikan nila tersebut. Hipofisa bertujuan untuk mempercepat kematangan gonad 10 – 12 jam sebelum memijah disuntik dengan kelenjar hipofisa hal ini sesuai yang dikemukakan oleh Yusnaini (2009) yang mengemukakan bahwa kematangan gonad tergantung dari ukuran dan bentuk hewan. Untuk melihat hipofisanya dibutuhkan sejumlah alat kecil. Gonadotomy dapat dilakukan dengan menggunakan gunting, pisau bedah dan jarum.
Salah satu bagian dorsal ikan harus terlentang pada meja operasi. Lendir harus dibersihkan, dengan mengelupaskan kulit diminimalkan dengan menggunakan gerakan menghapus/mengusap dari anterior dan posterior. Pemotongan diperbesar dengan menggunakan pisau bedah yang lain atau gunting.



















V.  KESIMPULAN DAN SARAN
5.1  Kesimpulan
Dari hasil pembahasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan yaitu sebagai berikukut:
  1. Hipofisa merupakan sebuah kelenjar sebesar kacang polong, yang terletak didalam struktur bertulang (selatur sika) di dasar otak.
  2. Hipofisa mengendalikan fungsi dari sebagian besar kelenjar endokrin lainnya. Hipofisa dikendalikan oleh hipotalamus, yaitu bagian otak yang terletak tepat diatashipofisa. Hipofisa memiliki 2 bagian yang berbeda, yaitu lobus anterior (depan) dan lobus posterior (belakang).
5.2   Saran
            Dalam teknik pembedahan juga harus diperhatikan ukuran ikan dan sehat atau sakitnya ikan agar dalam pembedahan berjalan dengan baik.






DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2009. BUDIDAYA IKAN HIAS DENGAN PEMIJAHAN BUATAN. www.net.id.com.html.
Sukanto. 1992.  Kualitas suatu perairan berbagai organisme.  Gramedia.  Jakarta
Kardi, K., 1997.  Budidaya Ikan Nila.  Dahara Prize.  Semarang.
Masiani, 2001.  Tehnik Pembesaran Nila Gift (O.  niloticus).  Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian.  Universitas Haluoleo.  Kendari.

O-fish. www.O-Fish.net.id.com, 2008.
Medicastore. www. medicastore.net.id.com, 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar